Sejarah Kelurahan Tenun Samarinda

 

Kampung Tenun merupakan permukiman yang menjadi pusat industri rumah tangga penghasil kerajinan khas Samarinda, berada pada area pasang surut air sungai Mahakam, dengan jenis hunian rumah panggung (panjang). Lokasi Kampung Tenun secara administrasi terletak Di Kelurahan Tenun Samarinda, Kecamatan Samarinda Seberang, Provinsi Kalimantan Timur. Pada Tahun 2012 Kampung Tenun diangkat menjadi kawasan wisata berbasis kerajinan Di kota Samarinda oleh ketua harian Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) menjadi Kampung Wisata Tenun Samarinda (Hayuni & Syahbana, 2014).

Tenun Samarinda adalah salah satu  kelurahan  Di Kecamatan Samarinda Seberang, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan TimurIndonesia. Tenun Samarinda merupakan hasil pemekaran dari kelurahan Mesjid. Sebagian wilayah Kelurahan Baqa masuk ke kawasan Kelurahan Tenun. Kelurahan ini dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 6 Tahun 2014.

Samarinda merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Timur. Sejarah perkembangan Kota Samarinda memilik pengaruh kuat dari suku Bugis. Awal mula munculnya permukiman Di Samarinda dimulai saat rombongan suku Bugis dari Kesultanan Gowa mencari suaka dan datang ke Kutai setelah Perjanjian Bongaya, tahun 1668. Rombongan kesultanan Gowa dipimpin oleh Lamohang Daeng Mangkona, pengikutnya La Maddukeleng, putra Arung Paneki dari daerah Wajo meminta izin pada Raja Kutai Lama Ali Pangeran Dipati Anom Panji Mendapa Ing Martapura untuk menetap Di Kutai. Raja memberi izin dengan syarat wilayah berada Di sekitar sungai Mahakam, diantara dua dataran rendah (Nur Ars, Yunus, Hasyim, & P., 1986). Kawasan diantara dua dataran rendah tempat suku Bugis bermukim kemudian diberi nama Sama Rendah oleh Raja Kutai. Sama Rendah dimaksudkan penunjukkan posisi kawasan, dan persamaan derajat para penduduk antara bangsawan , pribumi, lama, pendatang. Nama Sama Rendah tersebut oleh suku Bugis Wajo disebut Samarinda. Permukiman Sama Rendah merupakan latar 4 belakang berrdirinya kota Samarinda dengan menjadi penyokong utama perekonomian, dari sektor perdagangan. Lokasi awal mula berdirinya permukiman Sama Rendah terletak di sebelah selatan Sungai Mahakam dari kota Samarinda, yaitu Di Kecamatan Samarinda Seberang. Dampak dari suku Bugis yang mendominasi Samarinda Seberang menyebabkan warga Samarinda menyebut kawasan dengan nama Kampung Bugis.

Hadirnya suku Bugis di tanah Kutai turut serta membawa kebiasaan dan adat budaya Bugis Wajo pada kawasan. Salah satunya, yaitu pembuatan dan penggunaan sarung pada warganya. Awal mulanya sarung memiliki fungsi sebagai pakaian untuk acara-acara sakral, kegiatan adat dan beribadah, namun seiring perkembangan waktu penggunaan sarung semakin meluas, yaitu sebagai pakaian sehari-hari baik bagi para pria maupun wanita, dan kini menjadi cinderamata khas Kota Samarinda. Sarung merupakan jenis kerjainan utama yang dihasilkan dari industri kerajinan Kampung Tenun, dengan pelaku aktivitas 5 menenun ibu-ibu rumah tangga dengan menggunakan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). 



Selamat datang di Website Resmi Kelurahan Tenun Samarinda
KAMPUNG TENUN BEBAS NARKOBA
Jadwal Pelayanan Informasi Senin s/d Kamis : 08.00 - 16:00 Jumat : 08.00 - 15.00 Sabtu & Minggu : Libur